menerima kos2an. Yang kos disitu hanya seorang, lelaki, umurnya 40 tahunan lah, Doni namanya. Aku
memanggilnya dengan sebutan om Doni, dan dia gak berkeberatan.
Om Doni suka bawa cewek abg ke kamarnya. Memang kamarnya terpisah dari bangunan utama dimana pasangan
manula itu tinggal. Dia keluar masuk tidak lewat pintu utama tapi lewat pintu samping disebelah garasi.
Garasinya cukup besar sehingga muat 2 mobil berjajar, mobil si bapak dan om Doni. Cewek yang dibawa
sering ganti-ganti, tapi semuanya cantik sexy. Toket dan pantatnya besar. Kalo sudah dikamar, aku suka
nguping. Terdengar cekikikan, tapi gak lama kemudian terdengar desahan si cewek, pasti sedang dientot.
Napsuku berkobar-kobar kalo sedang nguping dia ngentot. Tanpa terasa aku sering meremas-remas toketku
sendiri yang gak kalah gedenya dengan toket abg nya. Saking napsunya, tanganku kemudian merogoh kedalam
CD ku mengilik i tilku sendiri sehingga tanpa sadar aku terengah2 sendiri didepan kamarnya.
Ketika membersihkan kamarnya, aku membuat posisi kordennya sedemikian rupa sehingga aku bisa ngintip
kedalam kamar. Dia tidak mengetahui bahwa aku bisa ngintip kedalam kamarnya, dan dari tempat aku
ngintip, aktivitas yang dilakukan di ranjang bisa aku lihat dengan jelas. Suatu malem, aku lihat dia
bawa abg lagi ke kamarnya. Setelah mereka masuk kamar, segera aku ngintip mereka berdua. Dia sedang
menelanjangi ceweknya, lalu ditelentangkan di ranjangnya. buah dadanya besar, putingnya juga besar,
berdiri tegak. Jembutnya lebat. Gak lama kemudian dia bergabung dengan ceweknya diranjang, bertelanjang
bulat. Aku terkejut melihat penisnya yang besar dan panjang, sudah berdiri tegak dengan kerasnya.
Dibandingkan dengan penis suamiku di kampung, suamiku punya gak ada apa-apanya.
Aku memang sudah menikah, seperti kebiasaan orang kampung, anak cewek masih belasan tahun sudah
dinikahkan. Suamiku tetep tinggal didesa mengerjakan sawah milik bapakku. Dengan alasan mencari
tambahan, aku bekerja sebagai pembantu di kota. Aku pulang kampung gak menentu, tergantung uang yang aku
kumpulkan sudah cukup banyak atau belum. Karena tinggal misah makanya aku belum hamil, aku juga belum
mau hamil karena aku merasa masih abg juga.
Melanjutkan intipanku, dia sudah menancapkan kon tol gedenya di no nok ceweknya, si cewek sudah mulai
mengerang keenakan karena enjotan kon tol om Doni di no noknya. Aku tidak dapat menahan napsuku, segera
aku kembali kekamar. Seluruh pakaian aku buka dan aku mulai meremas toketku dan mengilik i tilku
sendiri, makin lama napsuku makin memuncak sampai akhirnya dengan erangan panjang aku nyampe juga.
Pengen rasanya aku ngerasain kon tolnya keluar masuk di no nokku. Selanjutnya setiap dia membawa abg ke
kamar, aku selalu ngintip aktivitasnya dan berakhir dengan terkaparnya aku diranjangku setelah nyampe
akibat ngilik i til sendiri.
Aku mulai pasang aksi untuk memikat dia. Suatu malem minggu, dia tidak kemana2. Aku mengenakan baju
terusan dari bahan kaus yang ngepas di badan. Agak mini sehingga pahaku terlihat dengan jelas. Bagian
dadanya agak terbuka, aku tidak mengenakan bra sehingga toketku yang montok bergerak2 kalo aku berjalan.
Kalo aku membungkuk, toketku seakan mau loncat keluar dari belahan bajuku di dada. Aku make CD yang
mini, karena memang semua CDku yang tidak banyak itu mini modelnya, malah ada yang minim sekali.
“Om, kok ngajak ceweknya”, tanyaku sambil menyiapkan makan malem.
Untuk yang punya rumah, meja makannya terpisah di ruang utama. Mereka sedang dan pergi menginap dirumah
salah satu anaknya.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org
“Enggak”, jawabnya sambil menyuap makanan yang kuhidangkan.
Sengaja aku membungkukkan badanku ketika meletakkan lauknya di meja makan. Dia melirik ke arah toketku
yang montok.
“Emangnya om gak pengen”, pancingku lagi.
“Pengen apa”, tanyanya.
“Kan biasanya sama ceweknya, asik2an”, godaku lagi.
“Kamu suka nguping ya”, katanya sambil tersenyum.
“Gak usah nguping juga kedengaran kok om, ceweknya keenakan”, jawabku lagi.
Dia diam saja dan meneruskan makannya. Aku menambah air minumnya, ketika menambah air posisiku agak
membungkuk. Kulihat matanya segera menerobos belahan dadaku dan ‘menjilat’ toketku.
“Kamu montok ya Nes”, katanya, kelihatannya usahaku untuk memancing perhatiannya mulai ada follow upnya.
“Besar gitu, sering diremes ya Nes”, katanya lagi.
“Siapa yang ngeremes om, paling Ines remes sendiri”, jawabku terus terang.
“Kok diremes sendiri”, tanyanya.
“Abis gak ada yang ngeremesin sih”, kataku sambil tersenyum menggoda.
“Aku remesin mau enggak”, katanya lagi to the point.
“Ntar ceweknya marah”, kataku.
“Aku gak punya cewek kok”, jawabnya.
“Yang suka om bawa itu siapa”, tanyaku.
“Cuma temen, dia pengen aku juga pengen, jadilah”, jawabnya.
“Temennya banyak ya om, ceweknya ganti2 terus”, kataku lagi.
“Bosen dong kalo sama yang itu2 terus, kan perlu variasi”, jawabnya lagi.
“Mau gak aku remes”.
“Kok om mau ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu”, kataku.
“Biar kamu pembantu tapi kamu gak kalah cantik dan sexi sama abg, lagian kamu masih abg juga kan”,
jawabnya.
Aku tau dia sudah terangsang dengan omongan barusan. Aku diam saja, membereskan peralatan makan dan
kubawa ke dapur. Demikian juga dengan makanan yang tidak habis dimakan, aku bawa dan simpan di lemari
dapur. Aku mencuci peralatan makan.
Dia berdiri dibelakangku, memelukku dan tangannya langsung meremes toketku.
“Nes, toket kamu kenceng ya, besar lagi”, katanya sambil terus meremes toketku.
Napsuku sudah berkobar, aku berhenti memncuci peralatan makan dan bersandar didadanya menikmati remasan
tangannya di toketku. Tangan satunya segera mengelus pahaku, sedikit demi sedikit tangannya naik dan
terasa bajuku tertarik sampai atas. Kemudian tangannya ke selangkangan dan jarinya menggesek-gesek
bagian sensitif ku dari atas CD.Cerita Sex Terbaru
“Nes, sudah basah sekali”, katanya.
“Kamu sudah napsu ya”. Mendengar itu aku tambah terangsang dan aku semakin merenggangkan kaki.
Kemudian aku merasakan jarinya menyelinap ke balik cd dan terus masuk ke no nok ku.
“Jembut kamu lebat ya Nes, panter napsu kamu besar”, katanya.
Gerakan jarinya enak sekali, dia pintar memainkan jarinya, apalagi setelah dia menambah jarinya untuk
masuk ke no nok ku. aku sendiri sudah tidak ingat lagi apakah waktu itu aku sempat mengeluarkan suara
atau tidak. tangan yang satu tetep meremas-remas toket ku. Beberapa saat aku biarkan dia begitu karena
aku juga merasa enak sekali. Kemudian aku membalikkan diri dan berhadap-hadapan dengan dia. Tangannya
seperti tergesa-gesa merauk baju di kedua pundak ku dan ditarik ke bawah hingga terbuka dada ku.
Kemudian dia menjilat dan mengisap-isap pentil ku. aku benar benar terangsang dan sudah tidak bisa
mengatur diri lagi. aku juga mulai gemes dan menggenggam kon tolnya dari atas celananya, terasa sudah
menegang dan terasa ukurannya besar sekali. Begitu penasaran hingga aku menarik kepalanya yang sedang
berada di dada ku dan aku cium bertubi-tubi. Dia aku dorong sedikit-sedikit ke belakang sampai menubruk
kursi di belakang nya.
Kemudian aku paksa duduk dia. Resleting celananya aku buka dan segera bersama dengan cdnya aku turunkan.
Dia hanya diam melihat apa yang aku lakukan. kon tolnya besar dan panjang dan tidak sabar lagi aku untuk
menciumnya, menjilat sekitar ujungnya. Baru sebentar saja sudah terasa cairannya keluar sedikit dari
ujungnya. Selanjutnya mulai kuemut. Terasa kon tolnya penuh di mulut. Tapi baru sebentar dia sudah minta
segera dilepas karena gak mau keluar di mulutku.
Setelah aku lepas kon tolnya dari mulut, aku segera naik keatasnya yang sedang duduk di kursi itu. aku
juga sudah tidak sabar lagi, kapan cd dilepas juga aku tidak ingat lagi. kon tolnya aku genggam dan
sedikit-sedikit aku masukkan ke no nokku, terasa kon tol yang besar masuk. Dia sedikit menarik nafas
ketika kon tolnya masuk.
“Om, enak banget deh kon tolnya…”, kataku. “Kamu dah napsu banget ya Nes”, jawabnya.
Ketika aku mulai gerak, dia berkali-kali mendesah dan memanggil-manggil namaku. aku juga tidak bisa
menahan perasaan yang enak itu dan berkali kali menyebut-nyebut namanya. Akhirnya dia tidak tahan juga
berdiam diri, segera dia memeluk aku dan membenamkan mukanya ke dadaku. aku hanya dapat mengelus-elus
rambutnya yang ikal itu. Berkali-kali kon tolnya aku jepit dan setiap di jepit, aku juga merasakan enak
di dalam no nokku. Tapi dia tidak bisa lama-lama, dia bilang sudah tidak tahan lagi, tapi aku tidak
ingin selesai sekarang, aku sedang benar-benar menikmati kon tol besarnya. Dia takut pejunya keluar di
dalam aku, tapi aku sudah bilang biar keluar di dalam. Belum sempat aku puas dia akhirnya ngecret juga
terasa berkali-kali pejunya keluar dari kon tolnya. aku diam sampai dia tenang.
“Nes, nikmat banget deh no nokmu. Lebih nikmat dari semua abg yang pernah aku en tot. no nokmu kerasa
banget empotannya. Kamu udah pengalaman ngempot ya Nes”, katanya terengah.
“Enggak kok om, cuma diajari suami di kampung aja”, jawabku.
“O kamu dah kawin toh, panter napsunya besar banget, dah lama gak ngerasain kon tol masuk no nok kamu
ya”. katanya sambil tersenyum.
Aku bangkit dari pangkuannya. Terasa pejunya mengalir keluar dari no nokku. Dia segera menarik aku
kekamarnya.
“Terusin di kamarku ya Nes”, katanya.
Terasa dia mulai menciumi rambut ku dari belakang dan terasa bibirnya menyentuh kuduk dan berkali kali
mengecupnya, aku menjadi terangsang ketika itu dan terus dia menciumi punggung ku. Terus dia memegang
kedua lengan ku dan membalikkan badan ku sehingga berhadapan. Dia memandang muka ku dari dekat dan salah
satu tangannya memegang dan meremas remas toket aku.
Kemudian dia mencium aku dengan nafsunya dan aku pun menerimanya dengan saling menghisap lidah. aku
begitu terangsang hingga terasa no nokku semakin basah. kemudian aku duduk di tempat tidurnya dan terus
merebahkan diri. kedua kaki aku dia pegang dan perlahan-lahan dia buka hingga selangkangan aku terlihat
lebar-lebar, kemudian kaki kutekuk. Sambil menciumi paha ku, sedikit demi sedikit kepalanya terus naik
ke atas. Ciumannya begitu membuat aku terangsang dan aku sudah sedikit mendesah, apalagi ketika bibirnya
sudah dekat benar dengan selangkangan. Kemudian dia berkata
“Nes, sudah basah sekali…keluar banyak sekali. Kamu dah napsu lagi ya”. Mendengar itu aku jadi bertambah
terangsang, “Om…jilat…dong…”, desahku.Cerita Sex Terbaru
Mukanya segera dibenamkannya di selangkangan ku, dan tidak tahan lagi, kepalanya aku pegang dengan agak
kuat dan aku tekan ke mulut no nokku. Terasa dia mulai menjilat dan menciumi sekitar i tilku, dan terasa
sekali lidahnya bergerak kesana kemari, benar-benar nikmat, beberapa kali i tilku dikulumnya. Tapi dia
tidak sampai memasukkan lidahnya ke dalam no nokku. Ini nikmat sekali, tidak seperti kon tol, lidahnya
terasa seperti benda hidup yg bergerak berak di dalam no nokku, dia begitu pintar memainkan lidahnya.
Dia naik ke tempat tidur. kemudian aku minta merubah posisi agar aku dapat mendekat ke kon tolnya.
segera aku pegang kon tolnya sambil mengelus-elus pangkal kon tolnya. Kepala kontol beberapa kali aku
kecup dan di jilat, terutama ujungnya yang ada belahan tempat cairannya keluar itu. Dengan ujung lidah
sedikit ditekan, belahan ujung kon tolnya aku jilat, terasa asin…sedikit-sedikit terlihat cairan yg agak
lengket itu keluar dari ujung kon tolnya. Terdengar suaranya menahan karena napsu. Kemudian kepala kon
tolnya aku kulum dan aku mainkan dengan lidah berkali kali didalam mulut, ujungnya aku hisap seperti
menyedot minuman, kon tolnya berdenyut dan keluar sedikit cairan dari ujungnya. Sementara itu dia terus
menjilati no nokku dengan posisi 69. aku tetap terlentang dan dia berada di atas.
Tapi terus dia memberi kesempatan ke aku dengan merubah posisi menjadi terbalik, aku berada di atas dia.
aku jadi lebih bebas mengemut kon tolnya yg berukuran besar itu, terus aku masukkan kemulut sampai se
maksimal mungkin. air liur sengaja aku keluarkan banyak agar terasa licin dan mudah mengeluarkan dan
memasukkan kon tolnya kemulut.
Karena sudah ngecret, dia bisa bertahan lebih lama selama kuemut. Jilatannyaa di seputar i til juga enak
sekali terasa, beberapa kali terasa jarinya juga masuk ke no nok, entah berapa jari, tapi yg jelas bukan
satu jari. Karena begitu asyiknya, tidak terasa udara kamar semakin panas karena jendela tidak dibuka.
aku merasa keringat dari sekitar leher mengalir ke bawah melewati belahan toketku.
Setelah agak lama dalam posisi 69 kemudian dia mulai bergerak merubah posisi. Dia mundur ke bawah dan
badannya keluar melewati selangkangan kaki. Terus dia berlutut di tempat tidur dan tetap minta aku untuk
nungging, dia mulai mendekati mulut no nok dari arah belakang. pelan-pelan kon tol yg besar itu masuk ke
dalam no nokku, terasa agak susah masuknya, padahal aku sudah sangat basah dan licin. Ketika dia mulai
bergerak memainkan kon tolnya keluar masuk kedalam no nok, dia berkata
“Nes….enak sekali ….kecang banget rasanya no nok kamu ngeremes kon tolku….”, berkali kali aku jepit kon
tolnya dan setiap di jepit, tangannya menggenggam pinggul ku lebih kencang lagi, sampai akhirnya dia
menyudahi sendiri posisi ini.
Terus dia merubah posisi, duduk berhadap-hadapan dan aku seperti di pangkunya. Terasa kon tolnya lebih
masuk kedalam aku dan terasa ujungnya menyentuh bagian yg paling dalam. Dia dan aku dengan irama teratur
menggerak-gerakkan pinggul masing masing sehingga terasa benar benar nikmat sekali. aku mendesah2
keenakan dengan keras. Badan ku dan om Doni sudah basah dengan keringat.
Kemudian dia mendorong aku sehingga aku terlentang di tempat tidur yang sudah mulai acak-acakan itu.
Posisi sudah berubah menjadi posisi normal dan dia terus semakin cepat gerakkannya, dan aku bilang ke
dia untuk nyampe sama-sama. Beberapa saat kemudian dia ngecret, terasa cairan panas seperti menyembur ke
dalam no nokku berkali kali, dan aku pun menyusul nyampe, berkali-kali. aku jepit kon tol nya sampai
terasa badan begitu lemas dan tidak bergerak, hanya nafas yang terputus putus seperti habis lari pagi
saja. Kemudian dia menciumi bibir aku, dan sambil berbisik
“terima kasih Nes, nikmat banget. kapan2 kita ngen tot lagi ya”. Dia rebahan di samping ku dan memandang
ke langit langit, kemudian aku merubah posisi miring kesamping menghadap dia,
“Kalo om sama Ines, terus cewek2 om mo dikemanain”. “Udah ada kamu, ngapain cari lagi yang lain”,
No comments:
Post a Comment